AKANKAH KITA KEMBALI KE PERADABAN UMAT NABI LUTH?

Posted on by

Assalamualaikum.

Kaum Luth telah mendustakan  para rasul. Saat saudara mereka Luth berkata kepada mereka ,”Mengapa kamu tak bertakwa? Sungguh aku ini seorang rasul kepadamu. Maka bertakwalah kepada Allah & taatlah kepadaku. Dan aku tak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu. Imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam. Mengapa kamu mendatangi laki-laki di antara manusia (berbuat homoseks). dan kamu tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi istri-istri kamu? Kamu (memang) orang-orang yang melampau batas.” Mereka menjawab, “Wahai Luth! Jika engkau tidak berhenti, engkau termasuk orang-orang yang terusir.” Dia (Luth) berkata, “Aku sungguh benci kepada perbuatanmu.” (Luth berdoa), “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari perbuatan yang mereka kerjakan.” Lalu Kami selamatkan dia bersama keluarganya semua, kecuali seorang perempuan tua (istrinya) yang termasuk dalam golongan yang tinggal. Kemudia Kami binasakan yang lain. Dan kami hujani mereka (dengan hujan batu), maka betapa buruk hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Al Qur’an Surat Ass Syu’ara’ ayat 160-174.

Sahabat, masih ingatkah kita dengan lagu tsb yg dinyanyikan oleh salah seorang penyanyi terkenal saat terjadi bencana gempa & tsunami yg dahsyat melanda negara ini.. Perhatikanlah sebagian dari lyriknya.

Tuhan , marahkah Kau padaku?

Sungguh deras curah murkaMU

Kau hempaskan jariMu di ujung Banda

tercenganglah seluruh dunia.

Tuhan , mungkin Kau kuabaikan

Tak kudengarkan peringatan

Kusakiti Engkau sampai perut bumi

Maafkanlah kami Robbi.

Semoga sang penyanyi juga tidak lupa dg lagu yg pernah dinyanyikannya. Kenapa demikian? karena sang penyanyi Sherina Munaf terang2an mendukung perkawinan sejenis. Suatu tindakan yg sangat dikutuk oleh Allah.

Para aktivis homo akan terus bergerilya mewujudkan cita2nya yaitu agar perkawinan sejenis syah di mata hukum. Mulai dari dari pendiri FB yg menyediakan fiture foto profil pelangi bagi mereka yg mendukung gerakan tsb. Para aktivis homosexual akan mendukung tindakan mereka dg berbagai alasan antara lain :

1. menjadi homo adalah hak asasi

2. perilaku homo adalah adalah faktor keturunan berdasarkan peneltitian yg menghasilkan  teori gen gay.

3.menjadi homo bukan kemauan mereka tapi takdir Tuhan atau dg kata lain salah tuhan yg sudah membuat mereka jadi homo sehingga mereka meminta kita yg normal untuk menghormati “takdir” mereka

Berikut saya cantumkan isi dari blog Iwan Yulianto.http://iwanyuliyanto.co/2013/12/08/runtuhnya-teori-gen-gay/ […]

Penelitian Gen Gay

Ilmuwan pertama yang memperkenalkan teori “gen gay” adalah Magnus Hirscheld dari Jerman pada 1899, yang menegaskan bahwa homoseksual adalah bawaan. Dia kemudian menyerukan persamaan hukum untuk kaum homoseksual.

Pada 1991, peniliti Dr.Michael Bailey dan Dr.Richard Pillard melakukan penelitian untuk membuktikan teori tersebut. Mereka meneliti pasangan saudara: kembar identik, kembar tidak identik, saudara-saudara biologis dan saudara-saudara adopsi; salah satu di antaranya adalah seorang gay. Riset tersebut menyimpulkan adanya pengaruh genetik dalam homoseksualitas. Terdapat 52% pasangan kembar identik dari orang gay berkembang menjadi gay. Hanya 22% pasangan kembar biasa yang menunjukkan sifat itu. Saudara biologis mempunyai kecenderungan 9,2%, dan saudara adopsi 10,5%. Namun gen di kromosom yang membawa sifat menurun itu TIDAK BERHASIL DITEMUKAN.

Pada 1993, riset dilanjutkan oleh Dean Hamer, seorang gay, yang meneliti 40 pasang kakak beradik homoseksual. Hamer mengklaim bahwa satu atau beberapa gen yang diturunkan oleh ibu dan terletak di kromosom Xq28 sangat berpengaruh pada orang yang menunjukkan sifat homoseksual. Hasil riset ini meneguhkan pendapat kaum homoseksual bahwa homoseksual adalah fitrah / bawaan, bukan penyimpangan sehingga mustahil bisa diluruskan.

Hasil penelitian dari seorang gay inilah yang kemudian dipakai sebagai senjata kuat mereka untuk memperjuangkan hak-haknya.

Lantas apakah para peneliti lainnya percaya begitu saja?

.
Faktanya: Gay Bukanlah Genetis

Sampai 6 tahun kemudian, gen pembawa sifat homoseksual itu tidak juga diketemukan real-nya. Dean Hamer pun akhirnya mengakui bahwa risetnya tidak mendukung bahwa gen adalah faktor utama yang melahirkan homoseksualitas.

“Kami menerima bahwa lingkungan mempunyai peranan membentuk orientasi seksual … Homoseksualitas secara murni bukan karena genetika. Faktor-faktor lingkungan berperan. Tidak ada satu gen yang berkuasa yang menyebabkan seseorang menjadi gay … kita tidak akan dapat memprediksi siapa yang akan menjadi gay.”

Hamer mengakui bahwa risetnya gagal memberi petunjuk bahwa homoseksual adalah bawaan.

“Silsilah keluarga gagal menghasilkan apa yang kami harap temukan yaitu sebuah hukum warisan Mendelian yang sederhana. Faktanya, kami tidak pernah menemukan dalam sebuah keluarga bahwa homoseksualitas didistribusikan dalam rumus yang jelas seperti observasi Mendel dalam tumbuhan kacangnya.”

Terimakasih atas upaya riset dan kejujuran Anda, Profesor Hamer.

Pada 1999, Prof. George Rice dari Universitas Western Ontario, Kanada, mengadaptasi riset Hamer dengan jumlah responden yang lebih banyak. Rice dan tim memeriksa 52 pasang kakak beradik homoseksual untuk melihat keberadaan empat penanda di daerah kromosom. Hasilnya menunjukkan, kakak beradik itu tidak memperlihatkan kesamaan penanda di gen Xq28 kecuali secara kebetulan. Para peneliti tersebut menyatakan bahwa segala kemungkinan adanya gen di Xq28 yang berpengaruh besar secara genetik terhadap timbulnya homoseksualitas dapat ditiadakan. Sehingga hasil penelitian mereka tidak mendukung adanya kaitan gen Xq28 yang dikatakan mendasari homoseksualitas pria.

Kemudian penelitian dilakukan kembali oleh Prof Alan Sanders dari Universitas Chicago. Hasil riset juga tidak mendukung teori hubungan genetik pada homoseksualitas. Penelitian Rice dan Sanders tersebut makin meruntuhkan teori “gen gay”.

Ruth Hubbard, seorang pengurus “The Council for Responsible Genetics” yang juga penulis buku “Exploding the Gene Myth” mengatakan:

“Pencarian sebuah gen gay bukan suatu usaha pencarian yang bermanfaat. Saya tidak berpikir ada gen tunggal yang memerintah perilaku manusia yang sangat kompleks. Ada berbagai komponen genetik dalam semua yang kita lakukan, dan adalah suatu kebodohan untuk menyatakan gen-gen tidak terlibat. Tapi saya tidak berpikir gen-gen itu menentukan.”

Simak wawancara bersama Ruth Hubbard di http://gender.eserver.org/exploding-the-gene-myth.html

Hasil riset-riset di atas, meski menemukan adanya link homoseksual secara genetika, namun menyatakan bahwa gen bukanlah faktor dominan dalam menentukan homoseksualitas. Jadi, istilah “Terlahir Gay” adalah MITOS belaka!

Sumber argumentasi saya di atas:

  • ‘Gay gene’ theory fails blood test. [TheGuardian]
  • Gay-Gene Theory Gets a Slap in the Face. [Time]
  • “This is the Way God Made Me” – A Scientific Examination of Homosexuality and the “Gay Gene” [True Origin]
  • Xq28 [Wikipedia]

Gen homoseksual tidak terbukti. Peneliti yang menimbulkan hoax gen homoseksual ini sarat akan kepentingan kaum gay sendiri. Jadi dia tidak netral. Bukti tidak netralnya, silakan Anda baca: Lima Dari Tujuh Orang Tim Pembuat DSM Adalah Gay dan Lesbian [Hidayatullah, 19/11/2014]

Dalam artikel tersebut disampaikan bahwa Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), sebuah ‘kitab’ yang berisikan mengenai kriteria gangguan mental ternyata dibuat dan disusun oleh pengidap kepribadian menyimpang. Lima dari tujuh orang tim task force DSM adalah homoseksual dan lesbian, sisanya adalah aktivis LGBT.

DSM diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA), selama ini dijadikan panduan bagi para psikolog dan psikiater untuk menentukan diagnosa seseorang jika terjadi kelainan, penyimpangan atau gangguan jiwa.

Di Indonesia, ada buku saku yang merupakan rangkuman singkat DSM bernama (Pedoman Penggolongan & Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ). Hanya saja, DSM selalu digunakan para aktivis LGBT dan aktivis HAM untuk dijadikan pembenaran bahwa perilaku para LGBT tidaklah menyimpang.

Kebenaran sudah menemukan jalannya sendiri. Sekarang apakah Anda yang menyimpang dari fitrah itu:
[1] mau berjuang untuk kembali ke fitrah sebagai manusia normal?
ataukah,
[2] tetap bersama lingkungan yang menjerumuskan Anda, meski berbagai petunjuk Allah sudah terpapar nyata?

Anehnya kebanyakan para aktivis liberal ini jahat sekali menjerumuskan para pelaku homoseksual dengan terus melakukan penyesatan publik dengan tetap berdalih menggunakan teori ‘gen gay’. Padahal teori yang menyatakan bahwa gay adalah sifat genetis adalah PROPAGANDA PALSU yang dirilis oleh peneliti yang gay untuk melegitimasi penyimpangan perilaku tersebut, yang pada akhirnya peneliti tersebut mengakui kesalahannya.

Perilaku homoseksual adalah penyakit sosial yang harus dan bisa disembuhkan. Jangan lagi dianggap sebagai sifat bawaan yang bisa ditolerir keberadaannya. Mengapa? Karena dominan faktor lingkungan, perilaku homoseksual ini berpotensi menular dan berdampak efek domino sosial yang buruk. Lihat berbagai contoh kasusnya di sini.

Jurus penyesatan publik lainnya adalah men-share informasi tanpa bukti valid, contohnya dilakukan Tyas Sarce yang me-Retweet @ArdanRadio dengan me-Retweet tulisan:
“Heteroseksual menjadi faktor terjangkitnya HIV/AIDS. Presentasenya 50% lebih besar dari homoseksual”[twit]

Kemudian saya minta link sumber statemen tersebut. Tyas menjawab dengan memberikan link: wikipedia. | Nyatanya TIDAK ADA statemen tersebut di wikipedia, namun anehnya setelah ketahuan tidak terbukti, Tyas malah berkilah:
“Orang yang terlalu fanatik itu menandakan tidak pernah membaca dan memahami perkembangan dunia, minimal sekitaran.” [twit].

Berhati-hatilah dengan jurus penyesatan informasi demi legitimasi perilaku homoseksual. Terlalu banyak di internet ini yang ngasal beropini tanpa data yang valid demi kepentingan golongannya sendiri.

Perilaku manipulatif yang memberikan informasi menyesatkan itu justru membuat pelaku homoseksual menjadi makin terjerumus, menabrak nilai-nilai etika dan moral. Ingatlah: “Dosa Pemikiran itu tidak ringan, karena menyebarkan pemikiran yang salah juga berat dosanya, apalagi jika kemudian diikuti oleh banyak orang” [Prof.Dr.KH Adian Husaini, MA].

. Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (QS.16:125).” [Twit]

[Kemudian ada permintaan dari teh Onya Aza agar Tyas membantah tulisan saya dengan bukti ilmiah bukan pemahaman pribadi]

Tyas: “[link: ardhanaryinstitute.org/berita-homoseksual-lesbian–gay-adalah–seksualitas-yang-normal.html] monggo silakan dibaca dan dipahami kalau memang Anda pengen ‘tulisan bantahan’.”

Iwan: “Tidak akan ada titik temu kalo sudah menganggap kitab suci adalah kadaluarsa. Padahal sudah ditunjukkan kerusakan.”

Tyas: “Anda yang menganggap ya Om, perasaan dari tadi tidak ada pembicaraan tentang kitab yang kadaluarsa deh 🙂 “

Iwan: “Kalo sudah jelas hukumnya dalam kitab suci, trus Anda mencari pembenaran, apa itu gak nganggap kadaluarsa? Sudah jelas tertulis dalam kitab suci: “Perbuatan yang melampaui batas” [QS.29:28]. Itu Kebenaran.” [Twit]

Tyas: “Bukan pembenaran, tapi kebenaran. Tuhan menciptakan siang dan malam dan waktu diantara keduanya. Jadi, Tuhan tidak benar-benar menciptakan hitam dan putih dunia. Abu-abu pun menjadi ciptaannya.”

Iwan: “Itu khan kata Anda. Mana buktinya Tuhan mengatakan demikian?”

Tyas: “Simple, buktinya ada di sekitaran Anda. Itu isi kitab suci yang merupakan dari semesta

Iwan: “Anda nuduh Tuhan nyiptain abu-abu. Padahal Tuhan tidak nyiptain anak durhaka, anak yang tidak tahu berterimakasih pada ortunya. Anak yang mengingkari lahir dari ortu yang straight. Anda harus bersyukur karena ortumu wanita dan laki-laki tulen. Coba kalo homo, Anda ada di dunia lewat mana coba?” 🙂[Twit]

Tyas: “Ketika Tuhan bilang “saya ada” maka dengan lewat manapun saya akan ada di dunia.”

Iwan: “Itu khan mukjizat 2014 tahun yang lalu.”

Tyas: “Nah buktinya pun dengan kalimat ini om ga percaya kalo mukjizat bisa aja terjadi. Lalu siapa yang ingkar?” 🙂

Iwan: “Saya percaya mukjizat 2014 tahun yang lalu. Bukan mukjizat pada Anda. Pahami definisi Mukjizat“

[catatan: Mukjizat adalah perkara yang di luar kebiasaan, yang dilakukan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, untuk membuktikan kebenaran kenabian dan keabsahan risalahnya. Jadi, mukjizat tidak terjadi pada manusia biasa.]

Tyas: “Silakan. Saya pun ga memohon Anda percaya kalo mukjizat bisa terjadi pada saya. Tapi Tuhan punya mukjizat. Lha wong memaknakan aja kayanya Anda sulit, apalagi memahami sekitaran om?”

[Saya tidak lanjutkan diskusi tentang mukjizat karena sepertinya Tyas berbeda dalam memahaminya, padahal definisi yang saya tunjukkan link-nya sudah jelas. Maka saya merespon saja kalimat dia yang kedua.]

Iwan: “Insya Allah memahami. Memahami yang benar = penerimaan + membimbingnya di jalan yang lurus, bukan menjerumuskan.”

Tyas: “Nah, bagus. Semoga selalu demikian. Amin.”

Iwan: “Siip, sikap homophobic itu tidak perlu ada, agar proses pembimbingan mengembalikan fitrahnya bisa jalan dengan baik. Tidak homophobic itu Bagus. Namun kalo kemudian menjerumuskan ke masa depan yang gelap, itu Jahat namanya.” [Twit]

Tyas: “Homoseksual bukan sesuatu yang membuat masa depan seseorang tidak cerah. Masyarakat homophobiclah yang membuatnya.”

Iwan: “Okey. Tapi indikator masa depan yang cerah bukan hanya materi lho ya, tapi kedamaian dunia dan akhirat. [QS.59:18]”

Tyas: “Apakah dari tadi saya membahas materi om? Saya menekankan homoseksual itu bukan satu-satunya sumber masa depan tidak cerah”

Iwan: “Tidak. Hanya mengingatkan saja agar tidak mis-persepsi tentang masa depan.”

Tyas: “Makasih karna sudah mengingatkan. Homophobiclah yang membuat homoseksual menjadi tidak cerah masa depannya. Diskriminasi di mana-mana.”

Iwan: “Sebagai bagian dari warga negara dan dalam hubungan manusia, diskriminasi memang tidak boleh ada.”

Tyas: “Memang seharusnya demikian. Diskriminasi ada karena pemahaman yang salah dan tidak tepat tentang homoseksual.”

Iwan: “Silakan Anda kampanye anti diskriminasi, saya dkk membantu penyadaran mereka untuk kembali ke fitrahnya.”

[Kemudian Tyas menyampaikan argumentasi tentang fitrah dan menyampaikan pendapat bahwa Tuhan-pun menciptakan homoseksual, seperti yang saya bahas di awal jurnal ini]

… lanjut …

Tyas: “Fitrah manusia adalah yang sesuai dengan apa yang dia rasakan tidak perlu memaksakan dia menjadi apa.”

Iwan: “Pengertian seperti ini bahaya. Fitrah manusia yang Anda definisikan itu berpotensi menciptakan kerusakan, bebas berbuat hal-hal yang merugikan orang lain. | Fitrah manusia disebut berkali-kali dalam kitab suci, yang intinya adalah patuh, pasrah, dan berserah diri pada aturan Tuhan.”

Tyas: “Patuh, pasrah, dan berserah diri pada aturan Tuhan (yang ada pada manusia itu bagaimana), ngapain pusing2?”

Iwan: “Tidak pusing, tapi care terhadap kondisi masyarakat bila ada orang yg memahami fitrah dengan semaunya sendiri. Ingat, bahwa manusia adalah makhluk sosial, segala indikasi penyimpangan yang terjadi di masyarakat bisa saja mengancam siapapun.” [Twit]

Tyas: “Bila homoseksual itu bukan fitrah manusia, logikanya, kalau bukan fitrah, Tuhan pun menciptakan.”

Iwan: “Logikanya: Babi itu haram dimakan. Tapi mengapa Tuhan menciptakannya? Itulah ujian keimanan.”

…

Tyas: “Dari awal pun sudah saya katakan, bahwa homoseksual itu bukan penyakit menular. Jurnal penelitiannya pun sudah banyak.”

Iwan: “Sila cermati setiap jengkal tulisan saya: http://wp.me/p2rCLX-SA di situ ada bantahan jurnal penelitian, dan terbukti.”

Tyas: “Sudah saya baca semalam. Menarik, tapi bukan berarti saya setuju. Seharian ini tulisan anda saya kritisi sebenernya 🙂 “

Iwan: “Terimakasih sudah baca tulisan saya, tapi sepertinya Anda skip bantahan tentang kromosom Xq28. Baiklah akan saya perjelas lagi lewat jurnal.”

[Maka kemudian lahirlah jurnal ini menjelaskan tentang runtuhnya teori ‘gen gay’]

Kemudian diskusi jadi gak asyik lagi setelah Tyas share twit dari @ardanradio: “Heteroseksual mjdi faktor terjangkitnya HIV/AIDS. Presentasenya 50%,lbh bsr dr homoseksual”. Dari sinilah situasi memanas, Tyas mencoba mengalihkan perhatian saat tidak bisa menunjukkan bukti valid atas pernyataan yang di-share oleh @ardanradio.

Berdialog dengan orang yang tidak percaya isi Al-Qur’an itu mudah, yaitu cukup dengan meminta pembuktian bahwa perkataannya itu benar atau valid. Dari situ akan terbuka kebohongannya. Jadi, simpan dulu amunisi dalil naqli, lha wong sejak awal mereka tidak percaya Al-Qur’an dan Hadits kok.

Berikut video tentang bencana yg dialami kaum homoseksual

Cukuplah bagi kita yg beriman bukti2 yg sudah tampak di bumi entah itu berupa penyakit yg ditimbulkan oleh perilaku yg menyimpang dari hukum Allah atau berupa bencana yg sangat mengerikan. Di film Shalahuddin al ayyubi  ada dialog seperti berikut : sungguh rugi orang yg belajar dari dirinya sendiri tapi sungguh beruntung orang yg belajar dari orang lain. Artinya cukuplah buat kita pelajaran / hikmah yg bisa diambil dari orang yg mendurhakai hukumNya. Jangan sampai saat nyawa tinggal di tenggorokan baru kita berkata Aku beriman padaMu. Nauuzubillah

3 thoughts on “AKANKAH KITA KEMBALI KE PERADABAN UMAT NABI LUTH?”

  2. Dalam Kitab Suci sy pun dinyatakan bahwa Allah menciptakan laki2 dan perempuan (tdk ada jenis kelamin lain). Sy berdoa semoga keluarga kita dijauhkan dari hal2 yg demikian, dan mereka yang terjerat dalam konsep lgbt ini suatu saat nanti dibukakan hatinya untuk melihat kebenaran Allah…. amin

    Like

    Reply ↓

Leave a comment